Angin puting beliung kembali lagi Melanda - Pangkep
Sebanyak 123 rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, porak poranda akibat diterjang angin puting beliung, Senin (30/1). Rumah-rumah itu berada di Kcamatan Labakkang, Bungoro, dan Pangkajene.
Selain merusak rumah penduduk, terjangan angin yang terjadi sekitar pukul 04.30 Wita itu juga mengakibatkan tiga orang terluka dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangkep. Mereka adalah Mumu, 70, Rukmawati, 26 dan Faisal, 14.
"Menjelang salat subuh hujan deras disertai petir dan angin kencang. Saat itu warga masih tertidur lelap. Warga tidak dapat berbuat banyak, selain keluar dari rumah agar tidak terkena reruntuhan," kata Ratna, salah seorang warga Kecamatan Labakkang.
Sementara itu, Wakil Bupati Pangkep Abdul Rahman Assegaf mengatakan pihaknya telah meminta Dinas Sosial memberikan bantuan dan menginventarisasi kerusakan rumah warga. "Total kerugian diprediksi mencapai miliaran rupiah. Saat ini kami masih melakukan pendataan korban dan bantuan akan segera diturunkan melalui Dinas Sosial," jelasnya.
Sebanyak 123 rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, porak poranda akibat diterjang angin puting beliung, Senin (30/1). Rumah-rumah itu berada di Kcamatan Labakkang, Bungoro, dan Pangkajene.
Selain merusak rumah penduduk, terjangan angin yang terjadi sekitar pukul 04.30 Wita itu juga mengakibatkan tiga orang terluka dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangkep. Mereka adalah Mumu, 70, Rukmawati, 26 dan Faisal, 14.
Dari 123 rumah yang diporakporandakan angin, sebanyak 38 rumah di antaranya berada di Kampung Lomboka, Kelurahan Tekolabua, Kecamatan Pangkajene. Lima rumah di antaranya roboh hingga rata dengan tanah. Di Kampung Sambungjawa, Kelurahan Samalewa, Kecamatan Bungoro, 34 rumah juga rusak diterjang angin. Sebagian di antaranya roboh karena tertimpa pohon besar yang tumbang.
Kondisi yang sama juga terjadi di Desa Maccini baji, Kecamatan Labakkang. Di wilayah itu angin selain merusak 51 rumah juga memorakporandakan satu bangunan sekolah, masjid, dan puskesmas pembantu.
"Menjelang salat subuh hujan deras disertai petir dan angin kencang. Saat itu warga masih tertidur lelap. Warga tidak dapat berbuat banyak, selain keluar dari rumah agar tidak terkena reruntuhan," kata Ratna, salah seorang warga Kecamatan Labakkang.
